Minggu, 19 Februari 2012

Cara Membuat Mesin Penetas Telur Sederhana

Cara Membuat Mesin Penetas Telur Sederhana
Cara membuat mesin penetas telur sederhana ini nantinya juga akan ditulis ke dalam bentuk buku oleh temanku. Cara membuat mesin penetas telur sederhana ini terbilang menjadi salah satu ilmu yang paling dicari di kota ini, karena selain daya jualnya yang tinggi, pesaingnya juga masih sedikit. Untung saja aku bisa segera menguasai ilmunya dan untuk saat ini otakku adalah salah satu aset berharga yang harus kujaga sebaik-baiknya. Kali ini aku sedang bersiap-siap akan mengunjungi Syria. Perjalanan ini akan memakan waktu selama 3 hari 4 malam. Aku pergi bersama beberapa orang temanku yang juga seorang pedagang, kami membawa bekal secukupnya dan tak lupa sebilah pedang kusimpan di balik jubah panjangku. Sepanjang barat gunung pantai, Suriah beriklim paling mediteranian, sebagaimana di sana ada musim kering panjang dari bulan Mei ke bulan Oktober. Hujan musim panas sangatlah sulit di Suriah, ketika muncul secara terbatas di arah Utara-Barat yang ekstrem. Di pantai, musim panas sangat panas dan lembap, dengan suhu rata-rata 29derajat celcius, ketika musim salju lembut mempunyai suhu minimal harian 10 derajat celcius. Ini hanya wilayah yang musim panasnya dingin di Suriah, adalah tempat dengan ketinggian di atas 600 meter. Slunfeh, Bludan dan Mashtan al Helou adalah favorit lokal.

Sebagai bagian dari laki-laki yang melihat dari sebongkah es di atas permukaan air menyatakan bagian terkecil dari usia yang diikuti oleh penemuan tulisan dalam jangka waktu pendek dari sejarah tersebut. aku teringat dengan cara membuat mesin penetas telur sederhana

Fajar pada sejarah tersebut pernah disebutkan di kota tersebut pada awal 3 milenium sebelum Masehi mengikuti penemuan tulisan di dekat peradaban di Mesopotamia Selatan dan Mesir dan menyebarkan ke pusat tersebut. Bahasa yang sering digunakan di daerah ini antara lain Aramaik, Armenia, Kurdi dan Turkmen. Aku hanya menguasai Turkmen saja dan ini sudah sangat membantu usahaku dalam berdagang.
Kami mulai berangkat usai melaksanakan ibadah sholat maghrib, udara malam di padang pasir tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, ini menguntungkanku yang kebetulan lupa tidak membawa pakaian tebal. Kami bertemu dengan beberapa makhluk padang pasir seperti ular derik, kalajengking, dan ada sebuah binatang aneh yang entah apa namanya. Aku sedikit memahami tentang bagaimana dan apa saja jenis ular termasuk ular derik ini, berderik karena ekornya menangkap sensor ada mangsa di lingkungan sekitarnya, Peneliti Spanyol, Amerika, dan Meksiko berhasil membuat deskripsi kuantitatif pertama tentang kanibalisme di antara ular derik betina setelah memantau 190 ekor reptil itu.

Studi tersebut memperlihatkan bahwa setelah melahirkan, binatang itu rata-rata melahap 11 persen telur maupun bayi yang mati. Perilaku kanibalisme ini dilakukan untuk memperoleh kembali energi untuk reproduksi selanjutnya. Para ilmuwan tersebut memulai studi pada 2004 untuk mengumpulkan informasi tentang kanibalisme pada ular derik. Studi dilanjutkan kembali selama tiga tahun di Meksiko tengah, daerah endemik ular tersebut. Mereka meneliti perilaku kanibalisme itu pada 190 betina yang memiliki 239 kelompok telur, dan menemukan bahwa fenomena ini terbukti membuat induk ular pulih dan bisa memperoleh kekuatannya kembali. Pikiranku seolah jatuh ke bumi ketika ketika aku menangkap secercah cahaya dari kejauhan. Sepertinya ada seseorang yang sedang bermalam di sini, perjalanan kami teru berlanjut hingga sampai di tempat tujuan, kami tiba di sana lebih terlambat dari perkiraan. Aku teringat dengan cara membuat mesin penetas telur sederhana.